PRABOWONEWS.COM – Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, secara konsisten mengalami peningkatan dalam setahun terakhir.
Ini tergambar dalam hasil penelitian lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) sejak Agustus 2021-Oktober 2022.
“Elektabilitas Pak Prabowo tidak stagnan atau turun, tapi dia naik,” kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara, dalam paparannya secara daring, Senin 24 Oktober 2022.
SPIN setidaknya telah menggelar enam kali survei tentang elektabilitas capres sejak Agustus 2021. Setiap penelitian dipaparkan per dua atau empat bulan sekali.
Baca Juga:
Tukar Pikiran Sambil Ngopi Hambalang, Prabowo Subianto dan Gibran Habiskan Sabtu Bersama
VIDEO: Prabowo Subianto Ucapkan Maaf Lahir Batin ke Rekan-rekan Media di Hari Kedua Lebaran
Persiapan Jelang HUT RI, Prabowo Subianto Tinjau Pembangunan Gedung Istana Negara di IKN
Dalam riset tersebut, elektabilitas Prabowo selalu menanjak bertahap.
Perinciannya, 21,9% (Agustus 2021), 23,2% (Desember 2021), 24,5% (Februari 2022), 26,5% (April 2022), 29,3% (Juli 2022), dan 31,7% (Oktober 2022).
Sementara itu, dua rival terdekat Prabowo, yakni Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengalami pasang-surut.
Elektabilitas Ganjar pernah turun pada Februari 2022 menjadi 12,8% dari 13,1% pada Desember 2021, sedangkan Anies menyusut menjadi 11,5% pada Oktober 2022.
Baca Juga:
VIDEO – Prabowo Subianto Boyong Kembali Annisah, TKW yang Terlantar di Malaysia Pulang ke Indonesia
VIDEO – Beri Selamat ke Capres Prabowo Subianto via Telepon, Raja Yordania: Negaramu Membutuhkanmu
Lebih jauh, Igor memaparkan, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo dapat menjaga tren positif elektabilitas. Pertama, mantan Danjen Kopassus ini dianggap sebagai sosok yang tegas.
Prabowo bersama Gerindra pun dinilai menjadi tokoh dan partai politik yang paling berkomitmen saat menjadi oposisi maupun koalisi pemerintah.
“Ketika menjadi oposisi konsisten. (Pada) 2014-2019, Gerindra dan Prabowo menjadi oposisi. Lalu, sekarang bergabung, ya, untuk menghindari perpecahan. Tapi, juga konsisten,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan Anies dan NasDem. Anies dinilai tidak komitmen dengan janjinya untuk tidak menjadi rival Prabowo.
Baca Juga:
Sedangkan NasDem justru mengusung Anies, yang dinilai antitesis Joko Widodo (Jokowi), jelang dua tahun pemerintahan berakhir.
Igor menambahkan, Prabowo yang kerap berhadapan dengan tokoh yang diusungnya juga menjadi nilai plus bagi publik. Pangkalnya, hal ini membuat masyarakat cenderung simpati kepadanya.
“Masyarakat kita mudah dan cenderung simpati kepada korban. Contohnya, (kasus pembunuhan) Brigadir J, makanya sidang Ferdy Sambo ditunggu-tunggu. Begitu juga publik simpati terhadap Lesti akibat KDRT (oleh) Rizky Billar,” ujarnya.
“Pak Prabowo sekarang jadi korban politik lagi. Anies pernah berjanji takkan mau menjadi kompetitor Prabowo. Sekarang (Anies) berkata, itu (komitmen untuk Pemilu) Tahun 2019.”
“Publik justru tambah simpati kepada Prabowo. Itu menjelaskan kenapa elektabilitas Pak Prabowo naik pascadeklarasi Anies oleh Nasdem,” tandas Igor.
Survei SPIN tersebut dilaksanakan pada 7-16 Oktober 2022 dengan melibatkan 1.230 warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih dari 34 provinsi sebagai responden. Penentuan responden menggunakan teknik sample multistage random sampling.
Responden dilakukan dengan cara wawancara secara langsung menggunakan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei sekitar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Indonesiaraya.co.id, semoga bermanfaat.