PRABOWO NEWS – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mendapatkan pujian dari para pakar luar negeri setelah tampil berpidato dalam diskusi panel forum internasional.
Mereka adalah dosen senior di National University of Malaysia, Hoo Chiew Ping dan Senior Fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, William Choong
Prabowo berpidato di forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2022 bertajuk Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar di Singapura.
“@Kemhan_RI @prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya).”
Baca Juga:
Prabowo Subianto Perintahkan Jaksa Agung dan Seluruh Jaksa Fokus Tindak Kasus Perizinan yang Tak Sah
Tertarik Dukung Swasembada Pangan RI Hingga Makan Bergizi Gratis, PM Jepang Bertemu Prabowo Subianto
“Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi).”
“Saya akan menyoroti beberapa poin yang dia buat di sini,” kata Hoo Chiew Ping
Hoo Chiew Ping adalah dosen senior di National University of Malaysia, dikutip dari akun Twitter resminya @HooCP, dipantau dari Jakarta, Minggu.
Dalam akun Twitternya, Hoo membuat sebuah utas yang menjelaskan sejumlah poin dalam pidato Prabowo.
Baca Juga:
21 Dentuman Meriam dan Pasukan Kehormatan, Momen Prabowo Subianto Sambut Meriah PM Jepang
Disambut Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan, Inilah Momen Prabowo Subianto Tiba di Malaysia
Bersama Sejumlah Anggota Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo Subianto Gelar Rapat Terbatas Perdana
“Ia memulai penampilannya dengan gelombang gerakan independensi setelah perang dunia kedua untuk berargumen tentang antikolonialisme.”
“Di antara negara-negara yang lebih kecil atau lebih lemah ketika menghadapi tekanan kekuatan besar dunia,” tulis Hoo dalam cuitannya.
Prabowo, menurut Hoo, juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar.
Kesamaan pengalaman dalam menghadapi penjajahan dan perbudakan membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto akan Hapus Utang Sekitar 1 Juta Pelaku UMKM, Total Sebesar Rp14 Triliun
Prabowo Perintahkan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis Bersumber dari Desa untuk Gerakkan Ekonomi
Bahas Program yang Dituntaskan TNI AD, Prabowo Subianto Terima KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Hoo lalu mengutip pernyataan Prabowo yang ia anggap merupakan sorotan dari pidato.
Yakni ketika Prabowo mengatakan bahwa negara-negara ASEAN memahami persaingan antara kekuatan dunia yang meningkat dan Tiongkok telah menjadi kekuatan besar selama ribuan tahun di kawasan Asia Tenggara.
“Hal ini juga berlaku di India, baik wilayah maupun budaya telah memengaruhi wilayah tersebut. #SLD22 /6,” tulis Hoo.
Pujian terhadap penampilan Prabowo juga datang dari mantan Shangri-La Dialogue Senior Fellow William Choong.
William Choong kini berprofesi sebagai Senior Fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura melalui akun Twitter resminya @willschoong.
“Saya baru saja menetap, tetapi sepertinya pidato @prabowo cukup singkat, katakanlah 12 menit?”
“Dalam satu tahun, pembicara sebelumnya agak mengoceh, melompat dari halaman ke halaman.”
“Penyampaian Prabowo singkat dan tajam,” ujarnya.**