PRABOWO NEWS ‐ Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Prabowo Subianto membawa perusahaan industri pertahanan dalam negeri ke Uni Emirat Arab (UEA).
Prabowo bertemu Menhan UEA Mohammed Ahmed Al Bowardi sekaligus menandatangani beberapa kesepakatan kerja sama dengan pemerintah dan swasta UEA, Kamis, 30 Juni 2022 di Kementerian Pertahanan UEA.
Beberapa perusahaan yang dibawa oleh Prabowo di antaranya, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Len Industri.
“Kerja sama di bidang pertahanan, khususnya industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara, terutama untuk pengembangan industri pertahanan di masa depan,” ujar Prabowo.
Baca Juga:
Salat Iduladha, Jokowi Berdampingan dengan Prabowo Subianto dan Imam Besar Masjid Istiqlal
Kunjungi Lanud Iswahjudi, Prabowo Subianto Bertekad Bangun TNI AU yang Unggul dan Kuat
Menhan Prabowo Dampingi Presiden Jokowi, Bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab MBZ
Pada kesempatan tersebut, Prabowo dan Menhan UEA menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PT PAL Indonesia dan pemerintah UEA, juga antara PT DI dan PT Pindad masing-masing dengan swasta UEA.
Prabowo dan Menhan UEA juga pada hari tersebut menandatangani protokol kerja sama pengembangan industri pertahanan antara Indonesia dan UEA yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan kerja sama bilateral.
Di bidang industri pertahanan antara kedua belah pihak, serta merencanakan dan mengembangkan kemampuan industri yang saling menguntungkan.
Dalam protokol tersebut terdapat beberapa cakupan di antaranya adalah merumuskan strategi untuk meningkatkan keselarasan perencanaan strategis industri pertahanan kedua negara.
Baca Juga:
Prabowo dan Menhan UEA Teken Protokol Kerja Sama Industri Pertahanan Indonesia dan UEA
Menhan Prabowo Subianto Sambut Kedatangan Presiden Jokowi di Bandara Abu Dhabi PEA
Survei Litbang Kompas: Menhan Prabowo Subianto Raih Sentimen Positif Paling Banyak
Dan merumuskan kebijakan untuk memungkinkan penelitian dan pengembangan bersama, produksi bersama, pemasaran internasional, program offset nasional, izin teknologi, penyediaan bakat internasional, dan investasi SDM.***